Jumat, 06 Februari 2015

Audisi Gen-4 dibuka!!

Audisi Generasi Ke-4 JKT48 Dibuka!

10 Januari 2015
JKT48 membuka pendaftaran bagi kamu yang mau mencoba audisi untuk menjadi kenkyuusei (trainee) JKT48 generasi ke-4!

* Waktu dan Tempat Pendaftaran

* Melalui official website: Sabtu, 10 Januari 2015, pukul 12:00 WIB s/d Sabtu, 31 Januari 2015, pukul 23:59 WIB
* Di JKT48 Theater: Sabtu, 10 Januari 2015 s/d Sabtu, 31 Januari 2015.
Waktu operasional booth merchandise
Hari biasa: Pukul 14:00 s/d 20:00 WIB
Sabtu dan Minggu: Pukul 10:00 s/d 20:00 WIB
*) Perhatikan jadwal istirahat.

* Kriteria Peserta

1. Wanita berusia 13 – 18 tahun, dan tidak sedang terikat kontrak dengan Rumah Produksi manapun.
* Peserta yang berusia di bawah 17 tahun harus mengirimkan surat izin dari orangtua dan fotokopi akta kelahiran.
* Peserta yang berusia 17 tahun ke atas wajib mengirimkan fotokopi KTP/Paspor (untuk WNA).
2. Jika terpilih, bersedia mengikuti seluruh kegiatan Trainee (kegiatan pelatihan sebelum dipromosikan sebagai member tetap), dan bersedia berdomisili di Jakarta.
3. Pengalaman tidak diutamakan.

Tata Cara Pendaftaran :

* Bagi yang mendaftar melalui official website

1. Klik Banner yang terdapat di bawa, nanti akan diarahkan ke halaman registrasi.
2. Isi semua informasi yang diminta dalam kolom pendaftaran.
3. Upload foto terbaru maksimal 1 bulan terakhir (tampak depan close up, dan seluruh badan), dalam dua jenis foto (masing-masing foto maksimal berukuran 500 KB).
4. Beri nama file foto sesuai nama yang diisi di formulir audisi.
5. Bagi yang berusia di bawah 17 tahun, harap upload data scan surat izin orangtua dan akta kelahiran.
6. Bagi yang berusia 17 tahun ke atas harap upload scan kartu identitas (KTP).
Bagi Warga Negara Asing, wajib upload scan Paspor.

* Bagi yang mendaftar di JKT48 Theater

1. Silakan mengambil formulir pendaftaran yang ada di booth merchandise, silakan bertanya pada staff yang sedang bertugas.
2. Isi semua informasi yang diminta dalam formulir pendaftaran. Lampirkan 2 jenis foto terbaru yang diambil maksimal 1 bulan terakhir (tampak depan close up, dan Seluruh badan) dalam dua jenis (ukuran 4R), cantumkan nama di belakang foto sesuai nama yang diisi di formulir audisi, .
3. Lengkapi dokumen yang diperlukan, dan masukkan ke dalam kotak khusus Audisi Gen 4.
* Untuk menghindari tercampurnya data, mohon agar formulir pendaftaran dimasukkan dalam satu amplop tertutup.

* Mengenai Pendaftaran:

1. Tahap 1 (seleksi data) peserta yang lolos tahap ini akan kami hubungi via telepon.
2. Harap diperhatikan, biaya transportasi dan akomodasi untuk mengikuti audisi ditanggung oleh peserta.
3. Peserta tidak dikenakan biaya untuk mengikuti semua proses pendaftaran audisi.
4. Bagi peserta yang mendaftar melalui website, kami tidak menerapkan sistem antrean. Jadi, tidak perlu tergesa-gesa untuk mendaftar di awal periode pendaftaran.
5. Untuk menghindari penuhnya pendaftaran mendekati batas akhir periode pendaftaran, harap menggunakan periode waktu pendaftaran selama satu bulan ini dengan sebaik-baiknya.
6. Dokumen yang tidak lengkap, atau tidak sesuai, tidak akan kami proses.

* Informasi lebih lanjut, hubungi:

So, siap siap aja buat dedek dedek emesh lagi :3

Mengenai Promosi Member Team T

Sebagaimana diumumkan pada Event "Mulai Sekarang Sungguh2: Part 2 di Teater JKT48
Pada tanggal 24 Januari 2015, Berikut daftar nama ke 16 member Trainee yang di promosikan menjadi Team T.
●MEMBER TEAM T
Amanda Dwi Arista
Andela Yuwono
Aninditha Rahma Cahyadi
Ayu Safira Oktaviani
Chikita Ravenska Mamesah
Elaine Hartanto
Feni Fitriyanti
Fransisca Saraswati Puspa Dewi
(((Maria Genoneva Natalia Desy Purnamasari Gunawan))) Oshi ane gan :3
Martha Graciela
Michelle Christo Kusnadi
Nadhifa Salsabila
Ni Made Ayu Vania Aurellia
Shani Indira Natio
Shania Gracia
Syahfira Angela Nurhaliza
Ya cuma itu ajasih yang ane dapetin kabar dari om JOT. Tetep dukung terus oshi kalian masing masing buat masuk ke Team atau ke Senbatsu! (((kaya support ane ke Frieska gan, walaupun dia gamasuk masuk ke senbatsu tapi buktinya oshi ane cuma di gen 1 sama 3 awkawak gen 2 sin ane demen sama Hanna :3. udah ituajasih, tungguin updatean lagi di blog ini gan!

Mengenai Konser AKB48 & JKT48

Akhir tahun 2014, di JKT48 3rd Anniversary Concert telah diumumkan mengenai konser bersama AKB48 dan JKT48. Berikut adalah detail mengenai konser tersebut.
AKB48 pertama kali mengadakan konser di Indonesia ketika JKT48 baru terbentuk, yaitu pada bulan Februari  2012. Sudah 3 tahun berlalu sejak saat itu.
Berbeda dengan konser bersama AKB48 yang sebelumnya, kali ini selamat menikmati sosok member AKB48 bersama dengan member JKT48!!
■Judul
AKB48 dan JKT48 KONSER BERSAMA 
Bergandengan tangan dengan kakak
■Special Support
WAKUWAKU JAPAN
■Waktu
Jumat, 20 Februari 2015. Pertunjukan dimulai pada 18:30.
■Tempat
Kota Kasablanka Main Hall
Jakarta, Indonesia
■Tiketing
Detail mengenai ticketing dapat dilihat di http://jkt48.com/konser-bersama?lang=id
■Member
※Ada kemungkinan perubahan mendadak dalam member yang berpartisipasi. Mohon pengertiannya.
AKB48
Tim A: Sakiko Matsui, Ayaka Morikawa
Tim K: Rie Kitahara, Haruka Shimada, Yui Yokoyama
Tim B: Ryoka Oshima, Natsuki Uchiyama, Saya Kawamoto, Asuka Kuramochi, Miyu Takeuchi, Wakana Natori, Rena Nozawa, Hikari Hashimoto, Rina Hirata
Tim 4: Nana Okada, Minami Minegishi
JKT48
Seluruh 67 member.

-FRIESKA ANASTASIA LAKSANI-


















Rabu, 04 Februari 2015

Daftar lagu setlist Dareka no Tame ni

     Lagu setlist Dareka no Tame ni (Team J)  :
  1. Overture – ( Overture ini dipakai di semua pertunjukan/konser 48 Group.)
  2. Tsukimisou
  3. Warning – (Lagu ini berasal dari lagu “Nu-Music” yang pernah dibawakan hy4_4yh, grup yang juga diproduseri oleh Masaru Ezaki.
  4. Tanjoubi no Yoru – (Sebelum dirilisnya “Namida Surprise!”, lagu ini diputar sebagai lagu latar perayaan ulang tahun anggota di Teater AKB48.
  5. Bird
  6. Nage Kiss de Uchi Otose! (Lagu penutup acara anak-anak Fight Tension Depart di TV Tokyo.)
  7. Shinkirou
  8. “Rider” – (Lagu ini ditulis untuk mengenang penggemar setia AKB48, Hirofumi Fukuhara, alias “Rider” yang meninggal dunia setelah jatuh sakit di Teater AKB48, 16 Juni 2006. Ia adalah penonton setia pertunjukan teater AKB48 sejak hari ke-10 grup ini mulai berpentas.)
  9. Seifuku ga Jama o Suru
  10. Natsu ga Icchatta
  11. Koike
  12. Tsuki no Katachi
  13. Dareka no Tame ni: What can I do for someone? – (Lagu tema proyek amal “Dareka no Tame ni”.)
—–Encore—–
  1. Team A Medley
  2. Aitakatta
  3. Dear my teacher
  4. Sakura no Hanabiratachi
  5. Skirt, Hirari
  6. JKT48
  7. Namida Uri no Shoujo

Sepeda Untuk Shania

Aku berjalan menuju sekolahku. Pagi itu masih segar udaranya. Beberapa teman melewatiku
dengan sepedanya. Aku percepat langkahku. Setelah melewati sebuah supermarket berlabel
Tujuh11, aku bertemu dengan seorang wanita memakai seragam yang sama dengan sekolahku.
Rambutnya panjang, wajahnya manis
“Shania.” Sapaku pada wanita itu.
“Hei…” Balas Shania.
“Shan, udah ngerjain PR matematika?” Tanyaku.
“Baru selesai 13 nomer, abisnya susah.”
“Iya sih, MATEMATIKA, Makin Tekun Makin Tidak Karuan ya, Shan.”
“Hahaha lucu banget sih kamu.” Ucap Shania.
“Emanganya Badut, lucu.” Balasku.
          Aku dan Shania berjalan bersama. Kini aku dan Shania memasuki gerbang sekolah. Aku
menghampiri teman-temanku dikantin dan Shania menghampiri temannya di lorong sekolah. Bel
sekolah berbunyi. Aku segera kekelasku yang dilantai dua.
          Mentari sinari ruang kelas, hawa tepat tuk terbuai lamunan. Melihat Shania yang duduk di
depanku, membuat rasa ingin memanggil namanya. Ibu guru menyebut absen murid kelas.
“Shania Junianatha?” Panggil ibu Guru. Aku dan Shania mengangkat tangan bersamaan.
“Aa.. A, a, azzeeekkk. Yang dipanggil satu, yang nyaut, duaaaa.” Ledek Ochi.
“Sudah, sudah.” Bu Guru menenangkan.
“Eh, Shan, maaf yah.” Ucapku.
“Iyaa, gapapa kok.” Balas Shania sambil tersenyum.
           Pelajaran dimulai, Shania masih sesekali menoleh kebelakang dan senyum padaku. Dan Ochi
pun juga meledek.
           Bel istirahan berbunyi. Aku keluar dari mejaku, begitu juga Shania. Saat aku berjalan, aku
sempat menabrak ia yang didepanku. Ia membalikkan badannya dan tersenyum. Ah, kenapa harus
tersenyum padaku? Membuat aku ingin mimisan saja melihat senyumnya yang manis.
           Kantin siang itu cukup ramai. Aku duduk bersama teman-temanku didekat tembok. Shania
duduk dengan Ochi di tengah. Dari tempat dudukku, masih bisa terdengar suara Ochi dan Shania.
“Ochi makan Mie, Shania makan ayam, jadi Mie-Ayam.” Ucap Ochi.
“Terus, Chi?” Tanya Shania
“Jadi kita samaan. Toss!” Ochi menepuk tangan Shania.
“Dasar singit, Ochi.. Ochi..” Ucap Shania.
“Emang layangan koang, singit.” Balas Ochi.
        Saat Shania sedang mengambil kecap, Ochi mencolek Shania.
“Shan, mau liat orang gila gak?” Tanya Ochi.
“Siapa?”
“Tuh.” Ochi menunjuk kearahku.
        Shania melambaikan tangan ke arahku. Senang bukan main pastinya diriku. Shania
melanjutkan senyumnya, ia kemudian menunjuk tangannya ke arah gelasku. Ah, pantas saja Ochi
bilang aku orang gila, ternyata aku memasukkan saos ke gelas es jerukku. Shania dan Ochi masih
mentertawaiku.
        Setelah jam pelajaran terakhir, aku dan murid-murid sekolah berkerumunan keluar sekolah.
Saat aku sedang berjalan, dari belakang, temanku menepuk pundakku.
“Sepedanya udah ada tuh.” Ucap temanku.
“Mana?” Tanyaku.
“Dibelakang sekolah, kok tumben sih pengen naik sepeda?”
“Gapapa, biar ada kenangannya aja.”
         Aku dan temanku ke halaman sekolah untuk mengambil sepedanya. Aku cek rantai dan rem
sepeda itu. Setelah kuperiksa aman, aku bawa sepeda itu.
         Ku kayuh sepeda itu. Rasanya cukup nyaman. Di ujung jalan kulihat ada Shania.
“Shan..” Panggilku.
“Eh, itu sepeda siapa?”
“Bareng yuk, mau gak?”
“Hem , tapi…”
“Tapi kan Shania kalo jalan kaki capek, yuk.” Ajakku.
         Shania duduk dibelakang dengan posisi miring. Ia memangku tasnya. Aku terus mengayuh
sepedaku.
Sampai sudah dirumah Shania.
“Makasih yah.” Ucap Shania sambil tersenyum.
“Iya sama-sama, eh, Shan.”
“Ya?”
“Kalo besok pagi, bareng lagi kesekolah, terus pulangnya temenin ke toko buku mau gak?
Tanyaku.
“Hem… Mau sih. Besok pagi ketemu dimana?”
“Didepan rumahmu, gimana?”
“Oke, sampai besok yah.”
          Aku hanya membalas senyum manis Shania dan pergi dari rumahnya. Shania masuk ke dalam
pagar dan melambaikan tangannya padaku.
*
          Pagi itu masih terasa sejuk. Aku sudah tiba didepan rumah Shania. Ia sudah berdiri sambil
memakai cardigans berwarna biru. Ia tersenyum dan langsung duduk di bagian belakang sepeda.
Perjalanan sepeda pagi cukup menarik, mulai membahas PR Bahasa Indonesia.
“Shan, udah ngerjain PR bikin cerpen?” Tanyaku.
“Udah dong, judulnya Sepeda Untuk Berdua, kamu?” Tanya Shania.
“Udah, judulnya Hari Pertama.” Jawabku.
“Hihihi.” Shania tertawa lucu.
“Kok ketawa?”
“Iya, kalo cerpen kita berdua digabung, Hari Pertama Sepeda Untuk Berdua, itukan kemarin.”
          Aku merasa sangat senang saat Shania bicara seperti itu. Semua terasa sangat indah, seolah
dunia hanya milik berdua, sampai akhirnya….
“Azzeeekkk… Sepedaan berdua.” Ochi datang dari belakang naik ojek motor.
“Duh, Ochi.” Ucapku pelan.
“Apa lu? Duh aduh, emangnya Ochi kenapa?” Tanya Ochi.
“Kayak yang malem Jumat, masa tiba-tiba nongol.” Jawab Shania.
“Ciee, Ochi naik ojek motor, kalo Shania naik ojek cinta, dadaaahh.” Balas Ochi.
          Ochi dan ojeknya langsung melaju cepat setelah meledek aku dan Shania.
Kini gerbang sekolah telah terlihat, Shania turun dari sepeda dan masuk duluan. Aku menaru
sepdeda dan merantai dan gembok dekat pagar halaman sekolah.
*
           Pulang sekolah ditandai dengan bel. Shania menungguku di depan sekolah. Aku mengeluarkan
sepda dan kami naiki sepeda itu berdua.
           Aku dan Shania menuju toko buku dekat komplek rumah kami.
           Sesampainya, aku langsung menuju rak buku mancanegara, dan mengambil buku berjudul
Australia. Setelah kubaca beberapa halaman, aku kembali menghampiri Shania.
“Beli buku nggak, Shan?” Tanyaku.
“Enggak, liat majalah aja, kamu?”
“Tadi Cuma mau baca buku doang bentar, eh makan yuk.”
“Dimana?”
“Udah ntar pasti suka.”
          Di sebrang toko buku itu ada sebuah cafe kecil. Di cafe itu tertuliskan “Warung Pemadam
Kelaparan”. Aku dan Shania duduk di depan dekat jalanan. Angin sore mulai terasa.
“Mau makan apa, Shan?” Tanyaku
“Hem disini yang spesial apa?”
“Kalo yang spesial disini, tumis kaktus, kucing saus tiram, tapi kalo yang spesial dihatiku ya kamu.”
“Gombal.” Balas Shania sambil tertawa.
“Gombal mah yang dipinggir jalan.” Balasku.
*
           Sore mulai menyapa, aku dan Shania masih bersepeda. Saat bersepeda menuju jalan pulang,
ada sebuah turunan yang curam di depanku.
“Shan, berani gak?” Tanyaku.
“Turunan doang? Berani lah.”
“Tapi gak pake rem.”
“Terus berentinya gimana?”
“Detak jantung kita yang berentiin.”
“Mati iyadeh.”
“Berani gak, Shan?”
“Siapa takut.” Balas Shania sambil memelukku.
            Aku hanya mendorong sedikit sepedaku dan sepeda melaju kencang, kurasa angin
menghembus kemejaku. Pelukan Shania dari belakang makin erat. Aku merasakannya. Kami berdua
berteriak.
            Saat sampai diujung turunan, aku menekan rem. Aku dan Shania masih mengatur nafas karena
sepeda kami terlalu kencang tadi. Shania turun dari belakang sepeda dan berdiri di sebelahku.
“Hah, gila, tegang banget yah.” Ucap Shania.
“Iya, Shan.” Balasku.
“Itu hidungnya kenapa?”
“Ha?” Aku memegang hidungku dan ada cairan berwarna merah.
“Ih, kok mimsan, nih tissue.” Shania memberikan tissue padaku.
“Yah, mimisan deh.” Jawabku sambil mengelap darah dihidung.
“Iya, kok bisa deh?”
“Abisnya, tadi Shania meluknya kenceng banget.”
“Terus?”
“Terus, akunya seneng banget.”
“Ih… Bodoh deh.” Balas Shania sambil mencubiti aku.
Kami berdua jalan bersama sambil menenteng sepeda dan bergandengan tangan sore itu.
*
            Suasana kelas kosong pagi itu cukup ramai. Aku di depan pintu kelas bersama teman-temanku,
Ochi yang sedang duduk sendiri dikursinya, dihampiri Shania.
“Ochi, mau curhat dong.” Minta Shania.
“Azeeekk, pasti curhatin pria ojek cinta itu kan?”
“Apaan sih, eh tapi ya, kemarin tuh seru banget gue sama dia, makan bareng, pulang bareng.”
“Cie Shania jatuh cinta.” Ledek Ochi.
“Ah, mungkin bagi dirinya hanya teman sekelas saja, yang jalan pulangnya searah.” Lanjut Shania.
“Keberadaannya seperti angin ya? Kayak numpang lewat gitu?”
“Iya, Chi. Kadang selalu bercanda, padahal kita selalu saling bicara.” Lanjut Shania.
“Kenapa gak ngomong aja?” Tawar Ochi.
“Ngomong apa?”
“Ngomong ke dia, tentang perasaannya Shania, daripada nyesel.” Tantang Ochi ke Shania.
“Gak tau deh, Chi. Bingung.” Jawab Shania.
*
           Aku menenteng sepedaku, Shania berjalan di sebelahku. Pagar rumah Shania terlihat. Aku
berdiri di depan rumahnya.
“Shan, boleh minta tolong gak?”
“Apa?”
“Sepeda ini besok kamu yang bawa yah kesekolah.”
“Lho, kenapa?”
“Gapapa sih, besok kayaknya aku telat, mau ya?”
“Yaudah deh, mampir gak?” Tawar Shania.
          Ini adalah kali pertama Shania menawari aku untuk mampir kerumahnya. Aku mengiyakan
ajakannya.
          Aku duduk diteras , Shania keluar dari dalam rumah membawakan sirup berwarna merah dan
makanan kecil.
“Shan, enak yah sore-sore disini, hehe.” Ucapku.
“Enak pemandangannya, apa sama aku?” Tanya Shania.
“Hem.. Pemandangan indah, bisa tambah indah tergantung sama siapa nikmatinnya.”
“Emang kenapa sih sama sepedanya?” Tanya Shania.
“Gapapa, pokoknya besok Shania bawa yah ke sekolah.”
            Setelah menghabiskan minum, aku pamit pada Shania untuk pulang. Kebetulan orang tua
Shania sedang tidak dirumah, jadi aku tidak berpamitan pada mereka.
Aku keluar pagar dan masih tersenyum pada Shania.
            Saat Shania sedang melihat sepeda itu, ia menemukan sepucuk surat yang terselip di kursi
belakang, di surat itu tertulis, “baca dikelas yah, Shania.”
*
           Shania mengayuh sepeda itu sendirian menuju sekolah, tanpa diriku. Sesampainya dikelas, ia
membuka surat itu. Dibacanya surat dengan tulisan tanganku.
Shania, maaf aku gak bisa ngomong langsung.
Sepedanya gimana? Enak kan?
Hem… Maaf, mulai semalam aku pindah ke Australia.
Aku minta maaf banget sama kamu, aku gak bisa ngomong langsung, aku benci perpisahan.
Aku harap kamu bisa ngerti, Shan.
Aku nyaman kalo ada di dekat kamu, berdua sama kamu.
Maafkanlah Shania, ampunilah diriku ini yang tidak menyatakan cinta, aku adalah lelaki yang jahat.
Aku gak kemana-mana kok, cuma beda jarak aja sama kamu, sepeda itu tetep ada buat kamu.
Kalo kamu baca surat ini, kamu pasti udah nyobain rasanya naik sepeda itu tanpa aku.
Aku harap kamu betah naik sepeda itu, sampai… two years later, pas aku balik, buat kamu
            Shania meneteskan air mata saat membaca surat itu. Lalu ia menengok ke belakang, tempat
dimana aku biasa duduk di kelas. Ochi yang heran melihat Shania bersedih, langsung segera
menghampiri ke meja Shania.
            Shania tidak berkata sedikitpun saat Ochi menghampirinya, Ochi mengambil surat di tangan
Shania, lalu membacanya. Ochi menengok ke meja belakang, lalu tersenyum.

karya : Aditya Rizki Gunanto